Ekspedisi Gn. Singgalang – Gn. Tandikek


Ekspedisi  Gn. Singgalang – Gn. Tandikek

Pendakian Gunung Singgalang dan turun di Gunung Tandikek kali ini  selama 3 hari 2 malam. Perjalanan ini dilakukan oleh :
-          Desliana Azizah Rambe            (MP 199 GV)
-          Anasrul                                       (MP 208 UV)
-          Ricky Ernando                            (MP 211 UV)
-          Rima Geovani                              (MP 224 AT)
-          Tri Novi Drivani                         (MP 227 AT)
-          Yasa Stedo                                   (MP 230 AT)
-          Utari Triyanti                               (MP 237 VR)
Setiap gunung memiliki keunikannya masing-masing, termasuk Gunung Singgalang dan Gunung Tandikek yang memiliki keunikan tersendiri sepanjang perjalanannya. Dilihat dari trek yang dilewati adanya perbedaan yang dapat menguntungkan atau merugikan para pendaki. Begitu juga dengan tumbuhan yang pada umumnya tumbuh di sepanjang perjalanan pendakian memiliki ciri khas masing-masing. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh faktor aktif atau tidak nya gunung tersebut, sebagaimana yang kita tahu Gunung Tandikek merupakan gunung api aktif sedangkan gunung Singagalang tidak gunung api.
Tim berangkat dari sekre paitua MTU pada hari Jumat pukul 10.00 WIB yang dilepas oleh Anggota yang ada di sekre saat itu. Pendakian direncanakan dari Koto baru, dari sekre kami berjalan sampai bundaran teknik dan kemudian menaiki mobil pick up yang kebetulan lewat pada saat itu sampai pasar baru. Kemudian kami melanjutkan perjalanan dengan menaiki bus kota jurusan ps. baru – ps. Raya dengan biaya Rp. 2000/org.dan kami berhenti di simp 3 ratu langi yang kemudian kami lanjutkan dengan menaiki bus kota jurusan lubuk buaya dengan biaya Rp. 2000/org dan kamipin berhenti untuk melanjutkan perjalanan dengan menaiki minibus jurusan Padang-Bukittinggi dengan biaya Rp 16.000,- per orang nya. Perjalanan yang memakan waktu lebih kurang 2 jam ini menyebabkkan kami sampai di pasar Koto baru pada pukul 13.30 WIB karena keberangkatan dari Padang pukul 11.30 WIB. Sesampainya di Pasar Koto Baru kami istrahat untuk makan siang dan shalat. Kami membeli beberapa nasi bungkus untuk makan bersama dengan desert gorengan panas yang menemani cuaca dingin dan gerimis pada saat itu.
 Kemudian tim melanjutkan perjalanan  menuju “tower” yang merupakan pintu awal dalam mendaki Gunung Singgalang. Ini hanya sebuah istilah untuk nama tempat tersebut karena di pintu masuk terebut kita akan menemukan sebuah tower milik salah satu stasiun TV swasta. Perjalanan menuju “tower” cukup jauh apabila ditempuh dengan jalan kaki akan memakan waktu sekitar 2 jam. Oleh karena itu diputuskan untuk merental mobil selain dapat menghemat waktu juga dapat menghemat tenaga. Perjalanan dengan mobil sekitar 25 menit. Jalan yang dilewati pada awalnya lumayan bagus yaitu terdiri dari jalan aspal, namun semakin dekat ke tower jalannya tidak diaspal. Sehingga mobil hanya dapat mengantar kami sampai jalan aspal terakhir dan tim akan memulai perjalanan dengan jalan kaki untuk seterusnya. Sebelum tempat terakhir yang dapat ditempuh dengan mobil, para pendaki akan melewati sebuah pondok kayu tempat melapor pendakian yang akan dilaksanakan. Sebagaimana pada Gunung-gunung lainnya kita harus membayar uang administrasi dan melaporkan jumlah anggota tim yang melakukan pendakian.
Perjalanan menuju tower berliku-liku. Sepanang jalan kita dapat pendaki dapat menikmati indahnya gunung merapi yang terletak kokoh di bagian belakang dan dibawahnya terlihat pemandangan kota Bukittinggi dan beberapa wilayah Kabupaten Agam. Untuk menghemat waktu kami memilih alternatif lain menuju tower yaitu dengan melewati ladang penduduk sekitar. Jika memilih jalan seperti biasa maka pendaki harus melewati jalan besar, sedangkan kami melewati jalan kecil yyang terdapat di belakang mushalla kecil di sebelah kanan perjalanan yang nantinya akan tembus di dekat tower pertama yang kita jumpai saat pendakian singgalang. Sesampainya di tower tim istirahat sebentar melepas haus dan kepenatan sambil menikmati pemandangan indah gunung merapi yang saat itu agak tertutup awan.
Tim melanjutkan pendakian pada pukul 16.30 WIB. Di awal pendakian Gunung Singgalang, para pendaki terpaksa merangkak karena jalan yang dihalangi oleh pimping yang tumbuh begitu lebatnya. Perjalanan melewati pimping dilewati selama ± 1 jam, setelah melewati pimping pendaki akan bertemu dengan sumber air pertama, dimana sumber air itu sendiri terletak di sebelah kiri sekitar ±30 m dari jalan utama. Sepanajng perjalanan terdapat beberpaa sumber air dan kabel listrik yang terkadang melintang sepanajng perjalanan. Di sumber air pertama ini tim beristirahat sejenak dan kemudian melanjutkan perjalanan kembali, setelah berjalan sekitar 30 m tim tiba di sumber air ke 2. Sumber air ke 2 ini tidak seperti sumber air yang pertama, disini sumber airnya mudah dijangkau karna berada di tepi jalan yang kita lalui. Di sumber air ke 2 inipun tim berhenti untuk melepas kepenatan sebelum kembali melanjutkan perjalanan. Setelah istirahat tim kembali melanjutkan perjalanan, sekitar 2 jam 10 menit perjalanan tim sampai di sumber air ke 3. Dan kami pun beristirahat disini, karna memang di sumber air inilah tempat peristirahatan yang paling cocok. Dan kemudian kamipun melanjutkan perjanan menuju cadas. Apabila dalam perjalanan pendaki menemukan bebrapa pohn dengan lobang besar di bawahnya itu menandakan perjalanan semakin dekat dengan cadas. Di wilayah cadas terdapat beberapa tempat datar yang dapat dijadikan sebagai tempat camp. Sumber air di dapat dari aliran air kecil yang terdpaat di jalan menuju cadas. Namun pada musim kemarau terkadang airnya tidak begitu besar sehingga para pendaki umumnya lebih memilih camp di telaga, dengan waktu tempuh sekitar 1 jam 15 menit kamipun sampai di Cadas.
Di sekitar cadas terdapat beberapa tempat datar yang dapat dijadikan sebagai tempat camp. Sumber air di dapat dari aliran air kecil yang terdpaat di jalan menuju cadas. Namun pada musim kemarau terkadang airnya tidak begitu besar sehingga para pendaki umumnya lebih memilih camp di telaga.
Sesampainya di cadas pada pukul 22.30 WIB. Tim melanjutkan perjalanan menuju telaga dewi. Perjalanan menuju telaga dewi harus menempuh cadas yang lumayan terjal. Di atas ini kita dapat menikmati gunung merapi yang berada di bagian belakang. Setelah cadas kembali memasuki Hutan Lumuik. Berbeda dengan tumbuhan yang terdapat sebelum cadas, di daerah ini karena ketinggiannya semakin bertambah pohon-pohonnya banyak ditumbuhi lumut yang tebal. Dari Hutan Lumik sampai ke telaga dewi trek yang kita lalui lumayan datar.
Tepat pukul 00.00 WIB tim tiba di telaga dewi. Perjalanan yang terasa lebih lama dari biasanya yang disebabkan perjalanan yang dilakukan pada malam hari dan cuacanya pun cukup dingin. Sesampai di telaga dewi kami kami langsung menuju tempat camp yang mana terletak di arah selatan telaga dewi tepatnya kearah Gn. Tandikek. Karna memang disini tempat yang cukup nyaman untuk mendirikan camp. Setelah memilih tempat yang cocok di sekitar telaga dewi, tim langsung mendirikan tenda untuk perisitirahatan dan memasak bebrapa makanan untuk makan malam yang sudah tertunda. Setelah makan malam semua tim langsung istirahat, saat itu pukul 03.00 WIB. Pada malam itu cuaca sangat dingin dan hujan gerimis ehingga kami telah bersiap-siap dengan sleeping bag yang hangat dan jaket tebal untuk menghangatkan tuubuh.
Keesokan paginya kami terlambat bangun, cuaca yang dingin membuat malas untuk emmbuka mata. Pada pukul 08.00 WIB kami bersiap-siap membuat sarpan pagi, cuaca masih sangat dingin dan embun menyelimuti pada pagi hari itu. Jarak pandang pun tak lebih dari 20 meter. Dalam suasana seperti itu kami memutuskan untuk tetap di dalam dome sambil memasak. Setelah selesai makan nasi goreng bakso pada pagi itu, semua tim mulai bersiap-siap dan packing. Sebalum melanjutkan perjalanan kami menemukn adanya tiang bendera baru dengan bendera merah putih terpasang di atasnya. Kami sempatkan untuk mengambil dokumentasi perjalanan kami.
Pada pukul 12.00 WIB perjalanan menuju Tandikek dimulai. Cuaca masih dingin dan hujan gerimis, sehingga beberapa anggota memutuskan untuk mengguanakn raincoat selama perjalanan. Menuju tandikek kita harus mengambil arah ke kiri. Jika ke kanan kita akan menuju  puncak. Jalan yang kita lalui tidak begitu jelas, karna memang jarang pendaki melewati jalur ini. Sehingga leader dan navigator pada saat itupun harus cukup jeli untuk menentukan arah perjalanan.
Setelah 1,5 jam perjalanan kami menemukan sebuah telaga yang dinamakan telaga kumbang. Dilihat ukurannya, telaga ini lebih kecil dibandingkan telaga Dewi. Akses menuju telaga pun agak susah karena tidak ada jalan yang bersih untuk dilewati. Karena posisinya yang lebih rendah dari jalan yang kami lewati sehingga tim harus menurun dan melewati kayu besar yang sudah mati yang melintang di jalan menuju telaga. Tidak lama kami menikmati suasana telaga saat itu karna harus melanjutkan perjalanan. Perjalanan dari telaga kumbang sampai sadelan antara Gn. Singgalang dan Gn. Tandikek banyak melewati penurunan yang terjal. Kami tetap mengikuti marker mapala-mapala yang ada sehingga kami tidak lagi menemuakan marker yang terbaru dan hanya mnemukan marker lama dari sebuah mapala. Pada saat itu berkali-kali navigator mengeluarkan peta dan menggunakan kompas untuk menentukan arah perjalanan yang harus kami lalui, selain jalanya yang tidak begitu jelas di jalur ini juga banyak terdapat persimpangan yang cukup meragukan dan juga banyak pohon tumbang yang menghalangi perjalanan.
Perjalanan terus kami lanjutkan hingga kamipun sampai di sadelan antara Gn. Singgalang dan Gn. Tandikek,  pada saat itu jam sudah menunjukkan pukul 18.30. Sesampai di sadelan kami mencoba untuk mencari sumber air, al hasil kami tidak menemukan sumber air. Sangat berbeda dengan perjalanan menaiki Gn. Singgalang yang banyak terdapat sumber air. kembali kami lanjutkan perjalanan yang menanjak hingga malam pun menjelang dan kami kehilangan marker, tidak lagi menemukan arah jalan yang seharusnya. Malam semakin larut, sehingga diputuskan beberapa orang untuk mencari jalan sedangkan yang tetap tinggal. Sekitar 1 jam mencari jalan dan tidak ditemukan titik terang sehingga malam itu kami memutuskan untuk cari tempat yang agak lapang dan datar untuk mendirikan camp. Dengan tangan yang menggigil kami dirikan dome. Pada malam itu kami terpaksa puasa karena persediaan air yang sudah habis, sehingga kami tidak bisa minum untuk malam itu. Karna dari telaga kumbang sampai lokasi terkhir mendirikan camp kami tidak menemukan sumber air

Malam telah terlewati hingga pagi pun datang, tidak sarapan, tidak minum. Namun itu semua terhibur untuk sementara waktu oleh pemandangan yang sangat menakjubkan. Dari ketinggian ini kami menyaksikan puncak Gunung Talamau yang sedikit tertutup awan berdiri dengan kokohnya. Selain itu tidak kalah indahnya kami dapat melihat dengan jelas sebuah danau yang disekelilingnya terdapat bukit-bukit yang seolah-olah menampung air danau tersebut agar tidak mengalir keluar, itulah danau Maninjau. Sujud syukur kami panjatkan kepada yang kuasa karna telah memberikan kesempatan kepada kami untuk melihat keindahan ciptaanNYA yang belum pernah kami lihat sebelumnya. Kami melihat ke arah sebelah kiri terlihat satu garis lurus putih yang menggambar kan keindahnya garis pantai saat itu.
Pukul 08.30 WIB kami mulai melanjutkan perjalanan dengan tujuan mencapai puncak tandikek. Dari atas ini kami melihat puncak tandikek yang jaraknya cukup dekat dengan posisi kami berada pada saat itu, namun kami tidak menemukan jalan yang pasti menuju ke tempat itu, sehingga kami memutuskan untuk melakukan potong kompas dengan membuka jalur dengan mempertimbangkan puncak tandikek yang sudah terlihat jelas dan kamipun bisa mengambil sudut untuk pedoman arah perjalanan yang akan kami lanjutkan. Timpun  berjalan beriringan agar tidak terpisah jauh karena tidak adanya ditemukan jalan yang pasti. Kami menuruni lembah yang lumayan curam hingga nanti akhirnya kami kembali menemukan jalan dengan marker menuju puncak tandikek.
Kesenanagan dan kepuasan tersendiri mengisi hati kami, akhirnya kami sampai di puncak tandikek. Sebagaimana yang telah kami ceritakakn sebelumnya, setiap gunung memiliki keunikannya masing-masing. Di puncak Tandikek kami mendapatkan pohon-pohon kayu yang tetap berdiri meskipun sudah mati dan disekitarnya dipenuhi tumbuhan perdu, disini juga banyak terdapat bunga padi. Kami istirahat sejenak sesaat tiba di puncak, menikmati pemandangan yang luar biasa. Melihat ke arah kawah tandikek yang memiliki belerang yang dapat tercium baunya dari atas. Juga ada genangan air di kawahnya yang kata orang-orang air tersebut berasa air tebu.
Masih di puncak Tandikek, tidak jauh berjalan kami menemukan tempat lapang tempat biasanya pendaki beristirahat, Ucapan syukur keluar dari mulut kami. Dalam kondisi dehidrasi kami mendapatkan 2 botol minuman yang terisi penuh. Kami sangat terharu. Dengan melihat secara visual air tersebut tidak bewarna dan tidak berbau tanpa menunggu lama kami meminum air tersebut untuk melepas rasa haus. Syukur Alhamdulillah kami aturkan kepada Allah yang memiliki sejuta rencana untuk umatnya dan terima kasih banyak kami ucapkan kepada pendaki yang telah dengan baik hati meninggalakan minumna tersebut, semoga amal kebaikannya dibalas oleh Allah SWT, amin ya Rabb.
Perjalanan dilanjutkan dengan target menuju shelter 1 tandikek dengan waktu tempuh sekitar 1 jam perjalanan. Kami harus mencari jalan turun dari puncak ini, yaitu jalan yang berada di sebelah kiri. Jalan tersebut tertutupi oleh tumbuhan yang merambat, sehingga kita harus merunduk untuk dapat melewatinya.sepanjang perjalanan kami sempat kebingungan karena jalannya yang kurang jelas sehingga tidak menemukan jalan yang seharusnya. Marker pun tidak ada, lagi-lagi kami harus buka jalur, hingga akhirnya kami menemukan marker milik ABG 06 dan marker Galapagos.
Mulai dari titik tersebut kami menemui jalan yang agak mendaki. Salah satu tanda yang dapat diingat apabila melakukan perjalanan lagi adalah kita akan melewati batu besar dengan memanjatnya setelah pendakian tersebut. Setelah melewati batu besar kita akan melewati jalur yang memipir punggungan gunung tersebut. Di sebelah kiri dapat disaksikan Gunung Singgalang, saat itu seolah-olah tersenyum kepada kami, ntah kenapa itu yang kami rasakan, ia memberi selamat karena melewati malam yang sangat menegangkan. Perjalanan terus dilanjutkan, akhirnya kami menemukan Selter 2, tempat biasanya para pendaki mendirikan camp sebelum puncak. Hanya beberapa menit duduk istirahat untuk melepas haus. perjalanan dilanjutkan kembali dan kami menemukan sumber air tidak jauh dari Selter 2. Kami mengisi botolo minum yang telah kosong sebagai persiapan selama perjalanan.
Selanjutnya kami melalui trek yang menurun, terkadang penurunannya curam, salah satu keuntungan bagi kami. Suasana pegunungannya sangat terasa, pohon-pohon tinggi dengan suasana yang hening. Tidak ada terdengar suara burung atau binatang lain seperti monyet. Perjalanan dihentikan sementara setelah kami tiba di selter 1. Kami mengeluarkan bahan makanan untuk dimasak, dan kalau memungkinkana kami mendirikan camp di sini. Namun hal itu tidak jadi terlaksana, karena salah satu anggota tim diharuskan juga balik ke Padang karena keesokan harinya, pada hari Senin harus ke kampus karena ada praktikum. Jadi secepatnya kami harus turun samapi malam terlalu larut.
Istirahat kami ditemani sedikit hujan grimis, sehingga agar makan lebih nyaman kami membuat bivac agar dapat berteduh di bawahnya. Sebelum nasi masak, mi bakso panas dan coffemix susu disediakan untuk mengganjal perut,, mmmmhhh enak tenan.
Setelah beristirahat 2 jam, pukul 16.00 WIB kami melanjutkan perjalanan. Tim dibagi menjadi 2 dengan pertimbangan tim pertama dapat sampai duluan sehingga bisa mencarikan mobil menuju pusat kota padang panjang. Tim pertama terdiri atas 2 cowok, mereka jalan lebih duluan. Sedangkan selebihnya menyusul di belakang. Mengingat tim 2 terdiri dari 3 orang cewek sehingga perjalann mungkin agak lambat selain malam pun yang semakin larut.
Setelah berjalan melewati turunan kami menenmukan suangai yang lumayan besar, namun saat itu airnya agak kering. Saat itu pukul 18.45 WIB. Hujan menghampiri kami, sehingga kami perlu memakai raincoat untuk perjalanna berikutnya dan mulai mengeluarkan penerangan. Di sungai kami istirahat bebrapa menit. Pada pukul 19.18 WIB kami melanjutkan perjalann kembali. Melewati jalan setapak hingga akhirnya kami jalan mengikuti pinggiran irigasi. Cukup jauh jalan yang dilewati sepanjang irigasi ini, hingga akhirnya kami sampai di sebuah kedai dan bertemu dengan anggota tim lainnya. Di kedai ini lah tempat biasanya para pendaki berisitirahat seteah menuruni Gn. Tandikek kami tiba di kedai pada pukul 20.15 WIB.
Dari kedai menuju simpang 3 padang panjang, tempat naik mobil arah ke padang, cukup jauh, sehingga kami perlu merental mobil untuk dapat mengantarkan kami. Denagn bantuan bapak pemilik kedai kami mendapatkan mobil pick up. Perjalanan menuju padang dengan menaiki mobil travel. Dan tiba di padang pada pukul 23.00 WIB…
Salam Rimba!!!
Salam Lestari!!!


Management Logistic(makanan) Dalam Pendakian


Upaya untuk mencari dan mengatur bahan-bahan makanan yang berbobot dari segi nutrisi, kalori, dan ukuran Pack. Supaya  efisient, ekonomies, dan tidak terlalu berat untuk dibawa saat melakukan perjalanan. ini saya sebut dengan “Management Logistic”.

Nutrisi Seorang Pendaki di Alam Bebas
Nutrisi yang buruk atau pas-pasan atau tidak seimbang dengan aktivitas dapat mengurangi daya tahan (endurence) saat melakukan perjalanan,membuat otot sulit melakukan recovery dan membatasi kemampuan tubuh untuk memperbaiki sel-sel yang rusak stelah 1 hari bekerja keras. Oleh karena itu perlu sekali kita untuk menyadari arti penting manajemen logistic saat melakukan perjalanan.


Karbohidrat
Karbohidrat sudah pasti perlu, karena ini merupakan sumber tenaga utama, ibarat mobil, inilah bensinnya, tanpa bensin, mobil pasti tidak
akan jalan. Karbodirat ini ada dua macam:
1) Karbohidrat sederhana.
2) Karbohidrat komplek.
Bedanya, kalau karbohidrat sederhana akan cepat dimetabolis oleh tubuh, sangat cocok dikonsumsi sebelum atau setelah aktifitas dalam jumlah kecil, misalnya seperti madu, selai, permen dan buah-buahan yang manis. Sedangkan karbohidrat komplek biasanya disimpan di lever dan otot sebagai glikogen. Simpanan glikogen ini biasanya akan habis setelah 1,5 jam beraktifitas berat, seperti naik gunung atau lintas alam jarak jauh misalnya. Untuk itu perlu sekali mengganti glikogen ini dari snack sumber karbohidrat sebagai makanan antara, sepanjang hari. 50-70% dari kalori tubuh bersumber dari karbohidrat ini.

Jika kita lupa atau melewatkan asupan karbohidrat, maka tubuh akan memerlukan lebih dari 24 jam untuk me-restore cadangan glikogen dan energi untuk aktifitas pendakian keesokan harinya. Selain memastikan asupan karbohidrat mencukupi, plus komponen protein dan minum air selalu, terutama 30-60 menit setelah beraktifitas. Minum air putih perlu, usahakan tidak kurang dari 10 gelas sehari.
Contoh makanan olahan yang mengandung karbohidrat
 
 

Protein
Biasanya protein paling baik dikonsumsi tidak dalam jumlah besar, karena protein itu produk yang cepat digunakan oleh otot, khususnya memperbaiki otot yang terpakai sepanjang hari. Protein diperlukan juga untuk melawan penyakit, membangun lapisan serat pada otot yang ‘rusak’ digunakan sepanjang hari, dan menjaga agar otak tetap bisa berpikir dan memastikan aliran darah lancar. Protein lengkap bersumber dari ikan, telur dan susu, karena mengandung asam amino esensial yang lengkap. 15% kalori bersumber dari protein ini.
Contoh makanan olahan yang mengandung protein

Lemak
Lemak dibutuhkan sebagai cadangan energi diluar sumber energi selain karbohidrat. Kelemahannya adalah lemak perlu lebih banyak waktu untuk dicerna sebagai energi. Konsumsi lemak paling baik dilakukan saat makan malam, karena akan lebih mudah dicerna saat tidur malam. Untuk perjalanan jauh, lemak justru dibutuhkan, terutama memasuki daerah dingin/daerah pegunungan, lemak dalam tubuh akan memberikan rasa hangat, sehingga bisa melawan udara dingin di luar. Terlalu banyak lemak juga berbahaya, karena akan menambah berat langkah saja. Massa lemak lebih berat dari massa otot. Sehingga akan mempengaruhi kecepatan berjalan.
Contoh makanan olahan yang mengandung lemak


Serat
Serat penting, karena tubuh memerlukannya untuk membantu system pembuangan limbah dari tubuh (buang air besar) agar tidak mampet. Makanan yang berserat juga diperlukan untuk menahan rasa lapar lebih lama. Serat dapat diperoleh dari buah-buahan dan sayuran.
Contoh makanan olahan yang mengandung serat


Air Minum
Minum sebagai kebutuhan cairan jangan dilupakan. Menghadapi medan jelajah seperti susur pantai yang terbuka di bawah matahari sepanjang hari pasti memerlukan air lebih banyak daripada jelajah di dalam hutan lebat. Intinya cegah diri dari dehidrasi.

Minumlah secara teratur dan sesering mungkin. Apa yang diminum, tentu saja air putih. Namun dengan berkembangnya teknologi, saat ini membanjir berbagai minuman energi yang bisa juga sekaligus mengganti energi yang terpakai.
Apakah benar minuman ini bisa mengganti energi ?
Cek selalu content/ingredient di kemasannya. Kandungan gulanya biasanya terdiri dari sukrosa, fruktosa, glukosa dan maltodextrin. Kalo konsentrasi kandungan fruktosa-nya tinggi, justru akan memperlambat hidrasi dan muncul gangguan perut.

Pilihan minuman lainnya seperti herbal tea dan coklat susu sangat direkomendasikan. Bagi penggemar kopi, perlu sedikit waspada dengan cafein yang terkandung di dalamnya, karena dapat meningkatkan output urin dan peluang terjadinya frostbite. Selain itu cafein meningkatkan heart rate dan tekanan darah. Oleh karena itu selama perjalanan perlu dibatasi satu cangkir kopi per hari.

Minuman beralkohol juga berisiko sebagai sumber dehidrasi dan dapat menurunkan selera nafsu makan. Alkohol juga lebih hebat dampaknya daripada cafein dalam soal peningkatan output urin. Rasa haus merupakan indicator tubuh mulai mengalami dehidrasi.
Minumlah dengan sedikit-sedikit guna membasahi kerongkongan, bukan dengan cara sekaligus satu botol habis. Di tempat-tempat di mana air jarang ada selama perjalanan, perhitungan kebutuhan air perlu dimasukkan dalam rencana perjalanan.

Tetapi, kondisi yang terjadi di lapangan kebutuhan air putih yang banyak dan tidak memungkinkan bagi kita untuk membawa semua kebutuhan air minum ke dalam perjalanan kita, jika perjalanan yang membutuhkan waktu berhari2. Satu-satunya solusi ialah mamnfaatkan sumber air yang terdapat saat di perjalanan maupun di tempat camp. Pada umumnya sumber air yang terdapt di hutan belantara yang labat maupun pegunungan meupakan sumber air yang bersih karna tidak terkontaminasi dari limbah2. Saya rasa sobat-sobat penggiat alam bebas sudah memahami cirri-ciri air yang bias untuk di minum. Yang terpenting adalah bagaimana kita meyakini air yang kita minum itu baik untuk kita minum.


Makanan Pendakian
Jumlah kalori yang dibutuhkan untuk setiap perjalanan seorang pendaki gunung tergantung pada:
1. Ukuran dan berat badan seseorang.
2. Metabolisme individu.
3. Lamanya perjalanan.
4. Cuaca/suhu.
5. Jenis aktifitas yang telah direncanakan sebelumnya.

Sehubungan dengan keadaan diatas, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam merencanakan perbekalan makanan/minuman yang akan dibawa :
a. Cukup mengandung kalori dan mempunyai komposisi gizi yang memadai.
b. Terlindung dari kerusakan, tahan lama, dan mudah menanganinya.
c. Sebaiknya makanan yang siap saji atau tidak perlu dimasak terlalu lama, irit air dan bahan bakar.
d. Ringan, dan mudah didapat.
e. Murah.

Menghitung kebutuhan Energi berdasarkan Basal Metabolic Rate.
Basal Metabolic Rate (BMR) atau laju metabolisme Basal (LMB) adalah energi minimal yang diperlukan tubuh dalam keadaan istirahat sempurna baik fisik maupun mental, berbaring tetapi tidak tidur dalam suhu ruangan 25 derajat C (Darwin, 1988:7). Secara praktis besarnya BMR seseorang dapat dihitung dengan mengalikan berat badan dengan 24 kalori (berat badan x 24 kalori). Misalnya berat badan seseorang 60 kg kebutuhan BMRnya adalah 1440 kalori, sedangkan jumlah kebutuhan kalori per hari dapat ditentukan berdasarkan kelipatan BMR sebagai berikut:

Tinkat Aktivitas
Jenis Aktivitas
Kebutuhan Energi/Hari
(Kalori)
Sangat ringan
Tidur,berbaring,duduk,menulis
BMR+30%
Ringan
Menyapu,mencucuipiring,menjait
BMR+50%
Sedang
Mencangkul,mencabut rumput
BMR+75%
Berat
Memtong kayu,mengergaji pohon.
BMR+100%
Berat sekali
Mendaki,menarik becak
BMR+125%

Contoh :
Seorang yang sedang mendaki gunung mempunyai berat badan 60 kg, kebutuhan kalorinya adalah :
60 kg x 24 kalori = 1.440 kalori (BMR)
125% x 1.440 (BMR) = 1.800 kalori
Total kebutuhan kalori/hari : 1.440 + 1.800 = 3.240 kalori/hari
Untuk aktifitas dialam terbuka jumlah kalori yang diperlukan seseorang berkisar 2500 s/d 3500 kalori per hari.
Kebutuhan akan kalori pendaki laki-laki dan wanita berbeda karena pada wanita jaringan lemak bawah kulitnya lebih tebal sehingga pengeluaran proses tubuh lebih kecil.
Misal :
Bagi pendaki laki-laki dengan jenis aktivitas ringan 2.400 kalori, sedang 2.600 kalori dan berat 3.000 kalori, sedangkan untuk pendaki wanita dengan jenis aktivitas ringan 2.000 kalori, sedang 2.400 kalori dan berat 2.600 kalori.

Berapakah kalori yang dihasilkan pada setiap gram zat gizi/ zat makanan ?
Tiap-tiap gram zat gizi karbohidrat menghasilkan 4 kalori, lemak 9 kalori dan protein 4 kalori.
Agar zat–zat gizi tersebut dapat digunakan didalam tubuh dengan sempurna, harus diatur komposisinya sbb :
- Protein : 12%-15%
- Lemak : 20%-25%
- Karbohidrat 60%-70%

Misalkan kebutuhan energi adalah 3.500 kalori maka susunan/komposisi gizi-nya adalah sebagai berikut :

Penjelasan :
Kalori dari protein = 15% x 3.500 kalori = 525 kalori
Protein 1 gram = 4 kalori
Jumlah protein = 525 : 4 = 131.3 gram
Kalori dari lemak = 25% x 3.500 kalori = 875 kalori
Lemak 1 gram = 9 kalori
Jumlah lemak = 875 : 9 = 97.2 gram
Kalori dari karbohidrat = 60% x 3.500 kalori = 2100 kalori
Karbohidrat 1 gram = 4 kalori
Jumlah karbohidrat = 2100 : 4 = 525 gram